Senin, 16 Mei 2011

PTK

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGGUNAAN METODE DISKUSI
DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA
MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SUATU TEKS
DI KELAS V SD NEGERI BABAKAN LIMBANGAN
KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI
(Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)



Disusun oleh :
WIJI SRI HARTINI
NIP. 195804141978032004






DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKABUMI
UPTD KECAMATAN SUKARAJA
SD. NEGERI BABAKAN LIMBANGAN
2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas karunia dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas yang diberikan yaitu laporan hasil perbaikan pembelajaran untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Adapun yang menjadi fokus utama dalam pembahasan laporan ini adalah “Penggunaan Metode Diskusi Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Menemukan Gagasan Utama Suatu Teks di Kelas V SD Negeri Pasir Malang Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi (Bahasa Indonesia)”.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sebagai guru profesional, tentu harus menguasai berbagai cara, metode, termasuk penilaian, baik secara teori maupun praktik, di samping memahami unsur-unsur pendukung lainnya sebagai penunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Demikian pula di dalam laporan ini, penulis mencoba menerapkan salah satu aspek pembelajaran melalui penggunaan metode diskusi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V, sehingga dengan penggunaan metode diskusi ini, siswa akan lebih mampu memahami dan menguasai materi pelajaran.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Dengan demikian, penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada tutor pembimbing dan semua pihak yang telah membantu mempermudah penulis dalam menyusun laporan ini.


Sukabumi, Pebruari 2010
Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam terjadinya proses belajar siswa, meskipun tidak setiap perbuatan belajar siswa merupakan akibat guru mengajar. Oleh karena itu sebagai figur sentral guru harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif, produktif dan efesien.
Siswa sebagai peserta didik merupakan subyek utama dalam proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran banyak bergantung pada kesiapan dan cara belajar yang dilakukan oleh siswa. Disinilah peran guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran.
Berkaitan dengan hal di atas, penulis ingin mencoba menggunakan metode diskusi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD. Sebagaimana pendapat Gagne dan Berliner dalam Asep Herry Hermawan, dkk (2008:11.5) yang mengatakan bahwa :
“Belajar menunjukkan kondisi jiwa yang aktif, dimana jiwa tidak sekedar menerima informasi/materi, akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi.”

Berdasarkan hal tersebut, maka seorang guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar subyek belajar (siswa) dapat memiliki sejumlah aktivitas belajar.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, antara harapan kenyataan kadang-kadang berbeda. Hal ini dialami penulis pada waktu melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN. Babakan Limbangan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, tentang menemukan gagasan utama suatu teks. Ketika pembelajaran berlangsung sebagian siswa asyik dengan kegiatannya sendiri, perhatian tidak terfokus pada guru dan materi pelajaran yang sedang diajarkan, waktu ditanya tidak bisa menjawab, dan disuruh bertanya hanya diam serta di akhir pelajaran, tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran masih rendah, yaitu dari 18 orang siswa, hanya 7 orang saja yang mencapai ketuntasan atau hanya 39%, sebagaimana dapat terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1
Data Hasil Evaluasi RP

No. Nama Murid Nilai Ketuntasan
KKM RP Ya Tidak
1 Yanti Sumiati 75 60 - V
2 Cucu Cahyati 75 60 - V
3 Depi Pebrianto 75 60 - V
4 Dedi Mulyadi 75 60 - V
5 Elis Damayanti 75 70 - V
6 Fitri Andaryati 75 80 V -
7 Hasna Ana 75 70 - V
8 Jimi Pratama 75 70 - V
9 Lisna Listiani 75 70 - V
10 Najihan Dolah 75 75 V -
11 Ridwan 75 75 V -
12 Rian Rustiana 75 60 - V
13 Ruswandi 75 80 V -
14 Siwa Jemi 75 80 V -
15 Sahrul Rizki 75 70 V
16 Suri Qurota Aini 75 80 V -
17 Wiwi Alawiyah 75 75 V -
18 Sri Ratu Fitriani 75 60 - V
Rata-rata 69,72

Melihat kenyataan ini, penulis merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran atau lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini sejalan dengan pendapat I.G.A.K Wardani dkk (1997:1.4) yang mengatakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refreksi, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar meningkat.
Setelah melakukan refleksi dan diskusi dengan teman sejawat terindentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Metode yang digunakan oleh guru tidak tepat, sehingga siswa tidak aktif belajar.
2. Penjelasan guru terlampau abstrak sehingga perhatian siswa terhadap pembelajaran kurang fokus.
3. Proses pembelajaran kurang menarik, sehinga motivasi belajar siswa kurang.


B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan luasnya masalah yang dihadapi, maka yang menjadi fokus permasalahan pada penelitian ini adalah : Bagaimana cara meningkatkan pemahaman materi pelajaran Bahasa Indonesia, tentang menemukan gagasan utama suatu teks”.

C. Tujuan Perbaikan
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menemukan gagasan utama suatu teks.
2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Memperbaiki proses pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat dipetik adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa :
a. Kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran dapat meningkat;
b. Dalam belajar, siswa dapat lebih aktif, kreatif dan senang belajar.
2. Bagi Guru :
a. Guru dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan dalam proses pembelajaran.
b. Guru mampu mengatasi permasalahan dalam pembelajaran.
c. Guru dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mengajar.
3. Bagi Institusi :
a. Sebagai bahan rujukan/reverensi bagi guru lain jika menghadapi permasalahan yang sama.
b. Dapat meningkatkan profesionalisme guru.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran
Secara sederhana istilah pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui satu atau lebih strategi, metode, dan pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana untuk mengkondisikan seseorang atau sekelompok orang agar bisa belajar dengan baik.
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak terkait dalam proses pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses sebab akibat. Apabila pembelajaran yang dirancang dengan baik, kemungkinan akan dapat membantu proses belajar siswa. (UT. Materi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran buku 9, 2008:11.3).

B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara dalam menyajikan (menguraikan materi, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak setia metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Berbagai metode dapat dikembangkan dan digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Tidak ada satu metode mengajar yang selalu sesuai untuk digunakan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Artinya tidak semua kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya satu metode saja, tetapi dapat dilakukan dengan menggunakan variasi metode mengajar.

Ada beberapa faktor yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran :
1. Tujuan khusus pembelajaran
2. Karakteristik materi pelajaran
3. Kemampuan guru
4. Fasilitas yang tersedia
(UT. Materi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran buku 9, 2008:11.3)
Metode yang digunakan guru dalam interaksi belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, metoda mengajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan keperluan dan situasi yang sedang berlangsung. Seperti suatu organisasi, mengajar membutuhkan penggunaan metode yang tepat dan demokratis. Metode yang biasa digunakan diantaranya metode demonstrasi.

1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode ini merupakan metode yang sangat efektif dalam proses belajar mengajar, yaitu membantu siswa mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti :
- Bagaimana cara membuatnya ?
- Apa saja bahannya ?
- Bagaimana proses bekerjanya ?
- Bagaimana proses mengerjakannya ?
Pelaksanaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar antara lain seorang guru, orang luar yang diminta, atau seorang siswa mempertunjukkan suatu proses kepada seluruh peserta, misalnya bekerjanya rangkaian listrik seri dan pararel.
Untuk merencanakan suatu demonstrasi yang efektif perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Rumuskan dengan jelas kecakapan atau keterampilan yang diharapkan tercapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
2. Pertimbangkan dengan sungguh-sungguh apakah metode itu wajar dipergunakan dan apakah paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
3. Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa diperoleh dengan mudah dan apakah sudah dicoba terlebih dahulu agar diadakan demonstrasi tidak gagal.
4. Tetapkan garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan.
5. Perhitungkan waktu yang diperlukan.
6. Tetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa.
7. Jika demonstrasi telah selesai hendaknya diikuti dengan tindak lanjut berupa diskusi atau melakukan sendiri kegiatan-kegiatan yang diperlihatkan dalam demonstrasi.
8. Biasakan anak-anak membuat kesimpulan dari demonstrasi yang telah dilakukan.
Penggunaan Metode demonstrasi sangat menunjang proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari penerapan Metode demonstrasi, diantaranya :
1. Perhatian siswa lebih terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan.
2. Kesalahan-kesalahan yang bisa terjadi jika materi tersebut diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh konkrit sehingga pemahaman peserta didik lebih mendalam.
Diskusi merupakan suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran tertentu melalui tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau memecahkan masalah.
Dalam metode ini, guru memberikan kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun alternatif pemecahan masalah.


2. Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi adalah :
a) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.
b) Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi, mengatur tempat duduk dan sebagainya dengan bimbingan guru.
c) Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing sementara guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar anggota kelompok berpartisipasi aktif dan diskusi dapat berjalan lancar.
d) Setiap kelompok harus melaporkan hasil diskusinya. Hasil diskusi yang dilaporkan ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut.
e) Akhirnya, siswa mencatat hasil diskusi, sedangkan guru mengumpulkan hasil diskusi dari setiap kelompok.
(Depdiknas, Peningkatan Mutu PBM SD. Buku 2, 1997:19)

Dengan diskusi, peserta didik dipacu untuk dapat menggunakan pengetahuan dan pengalamannya dalam memecahkan masalah tanpa bergantung pada pendapat orang lain. Jadi peserta didik dilatih untuk berpikir dan memecahkan masalah dengan mengemukakan pendapatnya sendiri, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Perbaikan
Perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan berlokasi di SDN. Babakan Limbangan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 24 Agustus 2009 sampai tanggal 2 September 2009.

Mata pelajaran yang diperbaiki adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menemukan gagasan utama suatu teks.

Perbaikan dilaksanakan di kelas V dengan jumlah siswa 18 orang yang terdiri dari 8 laki-laki dan 10 perempuan. Karekter siswa yang menjadi subjek perbaikan ini adalah sebagai berikut :

1. siswa tinggal di daerah pedesaan;
2. tingkat ekonomi keluarga siswa rata-rata ekonomi menengah ke bawah;
3. sebagian besar suasana belajar di rumah kurang mendukung;
4. sebagian besar jarak dari rumah ke sekolah jauh;
5. sumber belajar kurang mencukupi;

Deskripsi Per Siklus
1. Rencana Perbaikan
Untuk lebih teraturnya pelaksanaan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menemukan gagasan utama suatu teks, maka disusun jadwal pelaksanaan, waktu tiap pertemuan perbaikan, dan materi perbaikan pada setiap siklus.








Jadwal Perbaikan Pembelajaran Bahasa Indonesia

No Hari Tanggal Waktu Siklus Materi
1 Senin
24 Agustus 2009 2 x 35 menit Siklus
I Pelaksanaan rencana perbaikan pembelajaran
2 Rabu
2 September 2009 2 x 35 menit Siklus
II Pelaksanaan rencana perbaikan pembelajaran

2. Pelaksanaan
Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran, penulis mencoba menerapkan apa yang telah direncanakan dalam RPP yang dilaksanakan persiklus dengan uraian sebagai berikut :
a. Refleksi yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan RP adalah :
1. Masalah yang akan diselesaikan :
Pemahaman tentang menemukan gagasan pokok suatu teks.
2. Cara mengatasinya :
a. Siswa diberi penjelasan yang lebih rinci tentang cara menemukan gagasan pokok suatu teks.
b. Siswa diberi tugas secara berkelompok untuk berdiskusi menemukan gagasan pokok suatu teks
3. Hasil perbaikan :
Dengan memperhatikan penjelasan yang lebih rinci dan diskusi kelompok, siswa mampu mengerjakan soal-soal evaluasi yang diberikan.






Tabel 2
Data Hasil Penilaian Siklus 1
No Nama Siswa KKM Siklus 1 Ketuntasan
Ya Tidak
1 Yanti Sumiati 75 70 V
2 Cucu Cahyati 75 70 V
3 Depi Pebrianto 75 70 V
4 Dedi Mulyadi 75 70 V
5 Elis Damayanti 75 80 V
6 Fitri Andaryati 75 80 V
7 Hasna Ana 75 80 V
8 Jimi Pratama 75 80 V
9 Lisna Listiani 75 80 V
10 Najihan Dolah 75 80 V
11 Ridwan 75 75 V
12 Rian Rustiana 75 70 V
13 Ruswandi 75 80 V
14 Siwa Jemi 75 80 V
15 Sahrul Rizki 75 75 V
16 Suri Qurota Aini 75 75 V
17 Wiwi Alawiyah 75 80 V
18 Sri Ratu Fitriani 75 70 V
Rata-rata 75,83

b. Refleksi yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari siklus 1 adalah :
1. Masalah yang akan diselesaikan :
- Meningkatkan pemahaman siswa, tentang menemukan gagasan utama suatu teks.
2. Cara mengatasinya :
a. Siswa diajak berdiskusi kesulitannya apa, menemukan gagasan utama suatu teks itu.
b. Guru menentukan kata kunci cara menemukan gagasan utama suatu teks.
3. Hasil perbaikan :
Dengan berdiskusi tentang menemukan gagasan utama suatu teks, siswa lebih banyak yang mampu mengerjakan soal evaluasi dengan benar.

Tabel 3
Data Hasil Penilaian Siklus 2

No Nama KKM Siklus 2 Ketuntasan
Ya Tidak
1 Yanti Sumiati 75 75 V
2 Cucu Cahyati 75 70 V
3 Depi Pebrianto 75 75 V
4 Dedi Mulyadi 75 80 V
5 Elis Damayanti 75 85 V
6 Fitri Andaryati 75 80 V
7 Hasna Ana 75 80 V
8 Jimi Pratama 75 80 V
9 Lisna Listiani 75 85 V
10 Najihan Dolah 75 80 V
11 Ridwan 75 80 V
12 Rian Rustiana 75 75 V
13 Ruswandi 75 80 V
14 Siwa Jemi 75 85 V
15 Sahrul Rizki 75 75 V
16 Suri Qurota Aini 75 80 V
17 Wiwi Alawiyah 75 85 V
18 Sri Ratu Fitriani 75 70 V
Rata-rata 80


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Persiklus
1. Siklus 1
Pada siklus ini diawali dengan melakukan refleksi dari kegiatan-kegiatan pembelajaran sebelumnya. Kemudian membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus 1. Pada pelaksanaannya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, pada RPP perbaikan mencantumkan tujuan perbaikan pembelajaran, agar nantinya kegiatan itu terfokus, sehingga kekurangan-kekurangan pada pembelajaran sebelumnya tidak ada lagi atau minimal berkurang.
Pada akhirnya kegiatan perbaikan ini menghasilkan beberapa hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan evaluasi akhir, yaitu :
a. pada umumnya anak lebih antusias dan termotivasi untuk belajar;
b. keaktifan siswa meningkat;
Evaluasi akhir, nilai rata-rata naik yang asalnya 69,72 menjadi 75,83 atau nilai ketuntasan sudah mencapai 83%.
Di sisi lain pada siklus 1 ini, masih terdapat kekurangan-kekurangan baik pada proses maupun pada evaluasi akhir, yaitu :
1) dalam proses pembelajaran terutama pada diskusi kelompok, siswa masih belum kompak dan suka ribut;
2) sebagian siswa masih salah menentukan gagasan utama suatu teks.

2. Siklus 2
Pada siklus ini, tidak jauh berbeda dengan siklus 1. Kegiatan perbaikan pembelajaran diawali dengan melakukan refleksi dari kegiatan pembelajaran siklus sebelumnya, masukkan dari teman sejawat, dan kemudian menyusun RPP perbaikan 2 (siklus 2) dengan materi pembelajaran yang sama.
Pada siklus 2 penekanannya bertitik tolak dari kekurangan-kekurangan pada siklus 1, yaitu :
a. dalam diskusi kelompok, pendekatan bimbingan lebih ditingkatkan;
b. siswa mengerjakan soal-soal latihan.
Diakhir pelajaran, hasil evaluasi akhir menunjukkan adanya kemajuan yaitu nilai rata-rata mencapai 80 dengan nilai ketuntasan 89%
Disamping kelebihan, masih ada juga ditemukan kekurangan-kekurangan yaitu ;
a. dalam diskusi kelompok tidak semua siswa aktif;
b. dalam menjawab soal evaluasi tidak semua siswa dapat menjawab soal dengan benar;
c. sebagian siswa masih belum berani mengemukakan pendapatnya atau bertanya.

B. Pembahasan dari Setiap Siklus
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran, ternyata kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran terjadi peningkatan terbukti pada setiap siklus, nilai evaluasi akhir selalu meningkat, yaitu pada siklus 1 rata-rata nilai evaluasi mencapai 75,83 dengan nilai ketuntasan 67%, dan pada siklus 2 nilai rata-rata mencapai 80, dengan nilai ketuntasn mencapai 89%, seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4
Rekapitulasi Nilai RP, Siklus 1 dan Siklus 2
Hasil Evaluasi RP Siklus 1 dan 2

No Nama KKM RP Siklus
1 Ketuntasan Siklus
2 Ketuntasan
Ya tidak Ya tidak
1 Yanti Sumiati 75 60 70 V 75 V
2 Cucu Cahyati 75 60 70 V 70 V
3 Depi Pebrianto 75 60 70 V 75 V
4 Dedi Mulyadi 75 60 70 V 80 V
5 Elis Damayanti 75 70 80 V 85 V
6 Fitri Andaryati 75 80 80 V 80 V
7 Hasna Ana 75 70 80 V 80 V
8 Jimi Pratama 75 70 80 V 80 V
9 Lisna Listiani 75 70 80 V 85 V
10 Najihan Dolah 75 75 80 V 80 V
11 Ridwan 75 75 75 V 80 V
12 Rian Rustiana 75 60 70 V 75 V
13 Ruswandi 75 80 80 V 80 V
14 Siwa Jemi 75 80 80 V 85 V
15 Sahrul Rizki 75 70 75 V 75 V
16 Suri Qurota Aini 75 80 75 V 80 V
17 Wiwi Alawiyah 75 75 80 V 85 V
18 Sri Ratu Fitriani 75 60 70 V 70 V
Rata-rata 75 69,72 75,83 67% 80 89%
Prosentase Ketuntasan 39%

Hal tersebut di atas, membuktikan bahwa perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan menunjukkan ada kemajuan, sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran yang aktif, efektif, produktif dan menyenangkan sehingga akhirnya mendapatkan nilai evaluasi akhir yang lebih baik.
Berdasarkan hal itu guru dituntut untuk mengembangkan pembelajaran yang menuntut keterlibatan siswa secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor.
Oleh karena itu dalam melaksanakan pembelajaran selanjutnya guru, harus melakukan PTK, guna memperbaiki kekurangan-kekurangan, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan metode diskusi, maka :
a. motivasi belajar siswa meningkat;
b. siswa menjadi aktif, kreatif, dan senang belajar;
c. kesulitan siswa memahami materi pembelajaran Bahasa Indonesia, tentang menemukan gagasan utama suatu teks dapat teratasi.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih baik, dengan menggunakan metode diskusi.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis menyarankan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam upaya meningkatkan pemahaman materi pembelajaran Bahasa Indonesia, diantaranya :
1. Jujur dalam melihat dirinya sendiri dalam melakukan refleksi;
2. Memilih metoda yang tepat sesuai dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan;
3. Selalu melakukan refleksi dan konsultasi dengan rekan pengajar lain tentang kekurangan, dan kekuatan dalam proses pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA


Hermawan Herry Asep, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Undang Gunawan, dkk. 1997. Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar SD. Bandung : CV. Siger Tengah.

Wardani. I. G. A. K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar