Senin, 16 Mei 2011

Forum Komunikasi Warga Sukabumi Timur (Forwasit)

SUSUNAN PENGURUS
FORUM KOMUNIKASI WARGA SUKABUMI TIMUR (FORWASIT)



Ketua Umum : E. Kosasih
Wakil Ketua I : U. Djaenudin
Wakil Ketua II : Aang Ridwan Rahmatullah
Wakil Ketua III : Asep Kholik
Wakil Ketua IV : Hasanudin
Wakil Ketua V : Idit Supriadinata

Sekretaris : Ridwan
Bendahara : Gatot Subekti
Koordinator Bid. Komunikasi : Maman Suparman
Koordinator Bid. Politik : U. Riad Muchtar
Koordinator Bid. Pembangunan : Herman
Koordinator Bid. Ekonomi : H. Ece
Koordinator Bid. Seni & Budaya : Amang Wiranta
Koordinator Bid. Kesra : H. Saprudin
Koordinator. Akomodasi : Ade
Usep Supriatna
Koordinator Bid Keamanan : Eman, Endin, Dachron
Koordinator Bid Pemenangan : Atang Suparman

A. LATAR BELAKANG PENDIRIAN FORWASIT
Forum Komunikasi Warga Sukabumi Timur (Forwasit) merupakan kelanjutan dan pengembangan dari organisasi Masyarakat Peduli Pembangunan Sukaraja yang di Prakarsai oleh Tim 11 dengan tujuan utama yaitu meningkatkan Pembangunan baik Fisik maupun mental spiritual di Kecamatan Sukaraja, Alhamdulillah setelah bekerja keras, Tim 11 dengan melakukan Lobi-lobi baik dengan Jajaran Eksekutif maupun Legislatif di Tingkat Kabupaten Sukabumi mendapat tanggapan dan respon positif sehingga Kecamatan Sukaraja mendapat + 40 titik Pembangunan Infrastruktur guna meningkatkan kesejahteraan dan kegiatan perekonomian masyarakat Sukaraja.

Kegiatan Tim 11 mendapat tanggapan dari rekan-rekan/ tokoh masyarakat yang berada di kecamatan lain di wilayah Sukabumi Timur yaitu Kecamatan Sukalarang, Kecamatan Kebonpedes, Kecamatan Cireunghas dan Kecamatan Gegerbitung, bersatu padu dengan berkeinginan luhur membentuk sebuah Forum yang bisa membawa aspirasi warganya. Salah satu wadah/Forum yang disetujui dan dideklarasikan oleh wakil-wakil masyarakat yang ada di 5 Kecamatan se wilayah Kabupaten Sukabumi Timur adalah : FORUM KOMUNIKASI WARGA SUKABUMI TIMUR (FORWASIT), Forum tersebut merupakan salah satu sarana komunikasi warga dalam menyalurkan aspirasinya, dengan target utama yaitu menjadikan wilayah sukabumi Timur akan menjadi fokus yang fundamental, baik dari segi pembangunan fisik maupun pembangunan mental spritual guna meningkatkan kesejahteraah masyarakat khususnya yang berada di wilayah Sukabumi Timur.
.
Guna mencapai target tersebut diperlukan Figur Pemimpin Daerah dan Wakil Rakyat (Caleg) yang bisa diandalkan dan mempunyai loyalitas tinggi baik ke bawah maupun ke atas, Wakil rakyat tersebut yang berasal dari wilayah Sukabumi Timur Khususnya untuk duduk di DPRD Tk. II Kabupaten Sukabumi dan umumnya Wakil rakyat dari Sukabumi untuk duduk di DPRD TK. I dan DPR. Caleg tersebut harus kridibel, acutanbel dan religius yang bisa membawa aspirasi masyarakat dan bisa menterjemahkannya dalam bentuk nyata, untuk itu Forum Komunikasi Warga Sukabumi Timur (Forwasit) melakukan kontrak politik dengan caleg yang diusung, agar dikemudian hari tidak mengecewakan warga yang mengusungnya.


B. DASAR
1. Hasil Rumusan Tim 11 yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Pembangunan Sukaraja tentang perlunya Pengembangan organisasi.
2. Rapat Tim 11 dan Tokoh Mayarakat lainnya pada Tanggal 23 Juli 2008 tentang : Perumusan pembentukan sebuah Forum Komunikasi
3. Rapat Tim 11 dengan wakil-wakil/Tokoh Masyarakat dari 5 Kecamatan yaitu dari Kecamatan Sukaraja, Sukalarang, Kebonpedes, Cireunghas dan Kecamatan Gegerbitung pada tanggal 27 Juli 2008 yang menyepakati Pembentukan Forum Komunikasi Warga Sukabumi Timur (Forwasit)
4. Rapat Tim 11 dengan wakil-wakil/Tokoh Masyarakat dari 5 Kecamatan se wilayah Sukabumi Timur di Rumah E. Kosasih Jl. M.H. Holil (Kp. Pasantren) RT.01/17 Sukaraja pada tanggal 2 Agustus 2008 yang menghasilkan Deklarasi Pendirian Forum Komunikasi Warga Sukabumi Timur (Forwasit) beserta dengan Kepengurusannya dengan masa bhakti 5 Tahun.

C. ALASAN
Yang menjadi alasan kuat bagi kami untuk mendirikan Forum Komunikasi Warga Sukabumi Timur ( FORWASIT) Yaitu :
1. Masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi Timur ingin mempunyai wadah/tempat untuk bermusyawarah/berembug, menyatukan pendapat dalam meningkatkan Pembangunan Fisik dan Pembangunan Mental Sipritual, serta bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehinga bisa meningkatkan IPM.
2. Ingin memiliki wakil rakyat dan Pemimpin Daerah yang berasal/berdomisili dari wilayah Sukabumi Timur dengan memegang komitmen penuh dalam menyuarakan aspirasi khususnya warga masyarakat Sukabumi Timur.

D. TUJUAN
1. Ikut serta mensukseskan PEMILU Tahun 2009 dan Pilkada Kabupaten Sukabumi Tahun 2010
2. Tempat komunikasi masyarakat baik aspirasi dari bawah ke tingkat atas maupun menyampaikan kebijakan-kebijakan dari atas ke bawah.
3. Sebagai filter dalam menyampaikan aspirasi atau gagasan
4. Ingin meloloskan dan menggoalkan Calon Legislatif yang di usung oleh Forwasit pada Pemilu Tahun 2009.
5. Ingin meloloskan dan menggoalkan Calon Pemimpin Daerah / Bupati yang di usung oleh Forwasit pada Pilkada Tahun 2010.
6. Memiliki wakil rakyat yang berasal dari wilayah Sukabumi Timur yang duduk di DPRD Tk. II, yang bisa menyuarakan aspirasi masyarakat wilayah Sukabumi Timur.
7. Terpilihnya seorang Figur Pemimpin Daerah khususnya yang memiliki komitmen tinggi dalam meningkatkan pembangunan di Wilayah Sukabumi Timur dan bisa mengangkat tarap kehidupan masyarakat khususnya masyarakat Sukabumi Timur terutama sekali Figur pemempin Daerah tersebut yang berdomisili/berasal dari Wilayah Sukabumi Timur
8. Memiliki wakil Rakyat di DPR dan DPRD Tk. I yang berasal dari kabupaten Sukabumi dan bisa menyuarakan aspirasi khususnya.masyarakat wilayah Sukabumi Timur.

E. SASARAN
1. Memotivasi warga Masyarakat Wilayah Sukabumi Timur yang mempunyai hak pilih untuk bersama-sama memilih dan menentukan Calon Wakil Rakyat yang diusung oleh Forwasit agar Caleg tersebut bisa sukses dan terpilih menjadi anggota legislatif di DPR Pusat, DPRD Tk I maupun DPRD Tk. II
2. Memotivasi warga masyarakat Sukabumi Timur untuk bersama-sama memilih dan menentukan Calon Pemimpin Daerah yang mempunyai wawasan luas, serta figur yang dapat dibanggakan serta figur tersebut berasal/berdomisili di wilayah Sukabumi Timur.
3. Forwasit bersama-sama dengan warga khususnya warga Wilayah Sukabumi Timur mengiventarisasi, mengevaluasi dan menentukan Caleg dan Calon Pemimpin Daerah yang sesuai dengan harapan dan bisa membawa aspirasi masyarakat Sukabumi Timur.

F. STRATEGI
Strategi kami dalam rangka mensukseskan calon wakil rakyat atau Calon Pemimpin daerah yaitu Bagaimana meyakinkan para hak pilih (pemilih/ masyarakat) digiring untuk menggunakan hak pilihnya, serta memilih Calon wakil rakyat atau calon Pemimpin Daerah yang sesuai dengan usungan Forwasit.
Untuk meyakinkan dan menggiring masyarakat pemilih menggunakan hak pilihnya, serta memilih Calon yang kita usung, Forum Komunikasi Warga Sukabumi Timur yang didukung oleh para wakil-wakil dari 5 kecamatan berusaha dan bekerja dengan penuh rasa tanggungjawab disertai dengan Program dan strategi yang terencana, terkendali, terukur baik langsung maupun tidak langsung,
yang ditopang oleh adanya sarana dan prasarana yang memadai, kondusif, efektif dan efesien serta komunikatif, baik kualitatif maupun kuantitatif dengan melibatkan personal-personal yang memadai, baik jujur berpengarung kuat dalam adat, memiliki kharisma yang hebat dalam masyarakat, dalam hal ini masyarakat pemilih.



G. PROGRAM KERJA
Program kerja Forum Komunikasi Warga Sukabumi Timur dibagi dalam 3 Program yaitu :
1. Program Kerja Jangka Pendek ( 3 Bulan )
a) Rapat Koordinasi Keluar & Kedalam
b) Pertemuan dengan Tim Penasehat
c) Pertemuan dengan Pengurus DPD Tk II
d) Pertemuan dengan Caleg DPRD Tk. II
e) Pertemuan dengan Caleg DPRD Tk. I
f) Pertemuan dengan Caleg DPR Pusat
g) Pengusungan Caleg DPRD Tk. II, Tk I dan DPR Pusat agar menjadi
Caleg Jadi dan Rangking 1 atau 2
h) Mensosialisasi Caleg kepada warga masyarakat
i) Evaluasi

2. Program Kerja Jangka Menengah ( 1 Tahun )
a) Rapat Koordinasi Keluar & Kedalam
b) Koordinasi dengan DPD , PK, PD dan Fungsionaris
c) Koordinasi secara kontinue dengan Caleg
d) Mencari massa, menentukan Sasaran Masa/Lokasi, waktu
e) Menentukan Jurkam,
f) Evaluasi

3. Program Kerja Jangka Panjang ( 5 Tahun )
a) Rapat Koordinasi Keluar & Kedalam
b) Menampung aspirasi masyarakat dan memperjuangkan aspirasi pembangunan kepada wakil rakyat yang duduk baik di DPR Pusat, DPRD TK I maupun DPRD TK II
c) Mengusung Calon Pemimpin Daerah Kabupaten Sukabumi
d) Membuat rencana kerja menjadi Tim Sukses Calon Pemimpin Daerah/Bupati.
e) Inventarisasi pembangunan di wilayah Sukabumi Timur
f) Evaluasi

H. LANGKAH KERJA SUKSESI CALON LEGISLATIF DAN CALON PEMIMPIN DAERAH
1. Program sebelum Masa Kampanye
a) Rapat Koordinasi kedalam dan keluar
b) Meminta petunjuk dari Tim Penasehat Forwasit
c) Koordinasi dengan Caleg /Calon Pemimpin Daerah


d) Mengadakan konsolidasi dengan seluruh anggota Forwasit beserta warga masyarakat wilayah Sukabumi Timur
e) Mengadakan konsolidasi dengan Tim sukses baik dari jalur struktural maupun fungsional (Relawan).
f) Pendekatan dan pemantapan dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Para Alim Ulama, LSM untuk meyakinkan mereka agar ikut mendukung Calon Legislatif / Calon Pemimpin Daerah yang diusung oleh Forwasit.
g) Pemasangan Pamplet, Poster, striker di depan rumah-rumah, di mobil preman/anggkot, di seluruh rilayah Timur Kabupaten Sukabumi
h) Pemasangan Pamplet, Poster, striker di depan rumah-rumah, di mobil preman/anggkot, di seluruh rilayah Timur Kabupaten Sukabumi
i) Mengadakan sosialisasi Caleg/Calon Pemimpin daerah ke tingkat Desa, RW, RT, Mesjid-mesjid di seluruh Wilayah Timur Kabupaten Sukabumi.

2. Program Masa Kampanye
a) Rapat Koordinasi kedalam dan keluar
b) Pendirian Posko Tim Sukses baik tingkat Korwil yaitu di Kecamatan Sukaraja, maupun di tingkat Kecamatan lain seperti Kecamatan Sukalarang, Kebonpedes, Cireunghas dan Gegerbitung serta di tingkat Desa-desa.
c) Pemasangan spanduk Tim Sukses di tingkat Koordinator Wilayah dan di 5 (lima) kecamatan.
d) Pemasangan Spanduk Calon Legislatif/Calon Pemimpin Daerah di Jalan Protokol, Jalan Kabupaten, Jalan Desa-desa di Wilayah Timur Kabupaten Sukabumi.
e) Penyebarluasan Kaos bergambar Caleg/Calon Pemimpin daerah ke warga masyarakat khususnya pendukung Caleg/Calon Pemimpin daerah yang diusung Forwasit.
f) Pemasangan Pamplet, Poster, striker di depan rumah-rumah, di mobil preman/anggkot, di seluruh rilayah Timur Kabupaten Sukabumi
g) Penyebaran Pamplet Presfektif Caleg/Calon dan Pamplet cara mencoblos caleg baik Caleg DPR, DPRD Tk I maupun DPRD Tk. II atau Calon Pemimpin daerah yang diusung oleh Forwasit ke seluruh warga di wilayah Timur Kabupaten Sukabumi.
h) Penggalangan masa hasil sosialisasi para kader/Tim sukses yang ada tingkat Kecamatan, Desa, dan kampung di seluruh Wilayah Timur Kabupaten Sukabumi.
i) Mengadakan Kampanye dan Pawai di wilayah Timur Kabupaten Sukabumi
j) Menampung aspirasi/usulan masyarakat untuk disampaikan ke Caleg/Calon Pemimpin daerah.
k) Realisasi aspirasi/usulan masyarakat

3. Program Masa Tenang
a) Door to door pemantapan kembali dengan calon pemilih mengenai pilihan pencoblosan Caleg/Calon Pemimpin daerah.
b) Mengadakan penyebaran kembali presfektif Caleg/Calon Pemimpin daerahkepada warga masyarakat khususnya di wilayah timur Kabupaten Sukabumi.

I. DEKOMENTASI
Seluruh kegiatan dari mulai Program/kegiatan pertama sampai akhir akan diarsipkan/didekomentasikan dan digandakan serta dikirim ke Caleg/Calon Pemimpin daerah

J. PENDANAAN
1. Swadaya para anggota Forwasit
2. Diharapkan adanya bantuan dari pihak-pihak yang berkaitan serta berkepentingan dengan Forwasit

K. DEKLARASI PENDIRIAN FORUM
Terlampir

L. SUSUNAN PENGURUS
Terlampir

M. PENUTUP
Demikian Deklarasi pendirian Forum Komunikasi Warga Sukabumi Timur ini kami buat, yang mudah-mudahan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pengkajian oleh yang berkepentingan dengan Forum maupun warga masyarakat Wilayah Timur Kabupaten Sukabumi.
Akhir kata semoga keinginan warga masyarakat khususnya Wilayah Timur Kabupaten Sukabumi yaitu meningkatkan baik Pembangunan Fisik, maupun Pembangunan Mental Spiritul terwujud dan dilindungi serta diridhoi oleh Allah SWT.
Sukabumi, 5 Agustus 2008
Forum Komunikasi Warga Sukabumi Timur



E. KOSASIH
Ketua

PTK

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGGUNAAN METODE DISKUSI
DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA
MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SUATU TEKS
DI KELAS V SD NEGERI BABAKAN LIMBANGAN
KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI
(Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)



Disusun oleh :
WIJI SRI HARTINI
NIP. 195804141978032004






DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKABUMI
UPTD KECAMATAN SUKARAJA
SD. NEGERI BABAKAN LIMBANGAN
2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas karunia dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas yang diberikan yaitu laporan hasil perbaikan pembelajaran untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Adapun yang menjadi fokus utama dalam pembahasan laporan ini adalah “Penggunaan Metode Diskusi Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Menemukan Gagasan Utama Suatu Teks di Kelas V SD Negeri Pasir Malang Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi (Bahasa Indonesia)”.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sebagai guru profesional, tentu harus menguasai berbagai cara, metode, termasuk penilaian, baik secara teori maupun praktik, di samping memahami unsur-unsur pendukung lainnya sebagai penunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Demikian pula di dalam laporan ini, penulis mencoba menerapkan salah satu aspek pembelajaran melalui penggunaan metode diskusi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V, sehingga dengan penggunaan metode diskusi ini, siswa akan lebih mampu memahami dan menguasai materi pelajaran.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Dengan demikian, penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada tutor pembimbing dan semua pihak yang telah membantu mempermudah penulis dalam menyusun laporan ini.


Sukabumi, Pebruari 2010
Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam terjadinya proses belajar siswa, meskipun tidak setiap perbuatan belajar siswa merupakan akibat guru mengajar. Oleh karena itu sebagai figur sentral guru harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif, produktif dan efesien.
Siswa sebagai peserta didik merupakan subyek utama dalam proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran banyak bergantung pada kesiapan dan cara belajar yang dilakukan oleh siswa. Disinilah peran guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran.
Berkaitan dengan hal di atas, penulis ingin mencoba menggunakan metode diskusi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD. Sebagaimana pendapat Gagne dan Berliner dalam Asep Herry Hermawan, dkk (2008:11.5) yang mengatakan bahwa :
“Belajar menunjukkan kondisi jiwa yang aktif, dimana jiwa tidak sekedar menerima informasi/materi, akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi.”

Berdasarkan hal tersebut, maka seorang guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar subyek belajar (siswa) dapat memiliki sejumlah aktivitas belajar.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, antara harapan kenyataan kadang-kadang berbeda. Hal ini dialami penulis pada waktu melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN. Babakan Limbangan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, tentang menemukan gagasan utama suatu teks. Ketika pembelajaran berlangsung sebagian siswa asyik dengan kegiatannya sendiri, perhatian tidak terfokus pada guru dan materi pelajaran yang sedang diajarkan, waktu ditanya tidak bisa menjawab, dan disuruh bertanya hanya diam serta di akhir pelajaran, tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran masih rendah, yaitu dari 18 orang siswa, hanya 7 orang saja yang mencapai ketuntasan atau hanya 39%, sebagaimana dapat terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1
Data Hasil Evaluasi RP

No. Nama Murid Nilai Ketuntasan
KKM RP Ya Tidak
1 Yanti Sumiati 75 60 - V
2 Cucu Cahyati 75 60 - V
3 Depi Pebrianto 75 60 - V
4 Dedi Mulyadi 75 60 - V
5 Elis Damayanti 75 70 - V
6 Fitri Andaryati 75 80 V -
7 Hasna Ana 75 70 - V
8 Jimi Pratama 75 70 - V
9 Lisna Listiani 75 70 - V
10 Najihan Dolah 75 75 V -
11 Ridwan 75 75 V -
12 Rian Rustiana 75 60 - V
13 Ruswandi 75 80 V -
14 Siwa Jemi 75 80 V -
15 Sahrul Rizki 75 70 V
16 Suri Qurota Aini 75 80 V -
17 Wiwi Alawiyah 75 75 V -
18 Sri Ratu Fitriani 75 60 - V
Rata-rata 69,72

Melihat kenyataan ini, penulis merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran atau lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini sejalan dengan pendapat I.G.A.K Wardani dkk (1997:1.4) yang mengatakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refreksi, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar meningkat.
Setelah melakukan refleksi dan diskusi dengan teman sejawat terindentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Metode yang digunakan oleh guru tidak tepat, sehingga siswa tidak aktif belajar.
2. Penjelasan guru terlampau abstrak sehingga perhatian siswa terhadap pembelajaran kurang fokus.
3. Proses pembelajaran kurang menarik, sehinga motivasi belajar siswa kurang.


B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan luasnya masalah yang dihadapi, maka yang menjadi fokus permasalahan pada penelitian ini adalah : Bagaimana cara meningkatkan pemahaman materi pelajaran Bahasa Indonesia, tentang menemukan gagasan utama suatu teks”.

C. Tujuan Perbaikan
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menemukan gagasan utama suatu teks.
2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Memperbaiki proses pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat dipetik adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa :
a. Kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran dapat meningkat;
b. Dalam belajar, siswa dapat lebih aktif, kreatif dan senang belajar.
2. Bagi Guru :
a. Guru dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan dalam proses pembelajaran.
b. Guru mampu mengatasi permasalahan dalam pembelajaran.
c. Guru dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mengajar.
3. Bagi Institusi :
a. Sebagai bahan rujukan/reverensi bagi guru lain jika menghadapi permasalahan yang sama.
b. Dapat meningkatkan profesionalisme guru.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran
Secara sederhana istilah pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui satu atau lebih strategi, metode, dan pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana untuk mengkondisikan seseorang atau sekelompok orang agar bisa belajar dengan baik.
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak terkait dalam proses pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses sebab akibat. Apabila pembelajaran yang dirancang dengan baik, kemungkinan akan dapat membantu proses belajar siswa. (UT. Materi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran buku 9, 2008:11.3).

B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara dalam menyajikan (menguraikan materi, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak setia metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Berbagai metode dapat dikembangkan dan digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Tidak ada satu metode mengajar yang selalu sesuai untuk digunakan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Artinya tidak semua kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya satu metode saja, tetapi dapat dilakukan dengan menggunakan variasi metode mengajar.

Ada beberapa faktor yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran :
1. Tujuan khusus pembelajaran
2. Karakteristik materi pelajaran
3. Kemampuan guru
4. Fasilitas yang tersedia
(UT. Materi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran buku 9, 2008:11.3)
Metode yang digunakan guru dalam interaksi belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, metoda mengajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan keperluan dan situasi yang sedang berlangsung. Seperti suatu organisasi, mengajar membutuhkan penggunaan metode yang tepat dan demokratis. Metode yang biasa digunakan diantaranya metode demonstrasi.

1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode ini merupakan metode yang sangat efektif dalam proses belajar mengajar, yaitu membantu siswa mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti :
- Bagaimana cara membuatnya ?
- Apa saja bahannya ?
- Bagaimana proses bekerjanya ?
- Bagaimana proses mengerjakannya ?
Pelaksanaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar antara lain seorang guru, orang luar yang diminta, atau seorang siswa mempertunjukkan suatu proses kepada seluruh peserta, misalnya bekerjanya rangkaian listrik seri dan pararel.
Untuk merencanakan suatu demonstrasi yang efektif perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Rumuskan dengan jelas kecakapan atau keterampilan yang diharapkan tercapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
2. Pertimbangkan dengan sungguh-sungguh apakah metode itu wajar dipergunakan dan apakah paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
3. Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa diperoleh dengan mudah dan apakah sudah dicoba terlebih dahulu agar diadakan demonstrasi tidak gagal.
4. Tetapkan garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan.
5. Perhitungkan waktu yang diperlukan.
6. Tetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa.
7. Jika demonstrasi telah selesai hendaknya diikuti dengan tindak lanjut berupa diskusi atau melakukan sendiri kegiatan-kegiatan yang diperlihatkan dalam demonstrasi.
8. Biasakan anak-anak membuat kesimpulan dari demonstrasi yang telah dilakukan.
Penggunaan Metode demonstrasi sangat menunjang proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari penerapan Metode demonstrasi, diantaranya :
1. Perhatian siswa lebih terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan.
2. Kesalahan-kesalahan yang bisa terjadi jika materi tersebut diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh konkrit sehingga pemahaman peserta didik lebih mendalam.
Diskusi merupakan suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran tertentu melalui tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau memecahkan masalah.
Dalam metode ini, guru memberikan kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun alternatif pemecahan masalah.


2. Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi adalah :
a) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.
b) Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi, mengatur tempat duduk dan sebagainya dengan bimbingan guru.
c) Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing sementara guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar anggota kelompok berpartisipasi aktif dan diskusi dapat berjalan lancar.
d) Setiap kelompok harus melaporkan hasil diskusinya. Hasil diskusi yang dilaporkan ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut.
e) Akhirnya, siswa mencatat hasil diskusi, sedangkan guru mengumpulkan hasil diskusi dari setiap kelompok.
(Depdiknas, Peningkatan Mutu PBM SD. Buku 2, 1997:19)

Dengan diskusi, peserta didik dipacu untuk dapat menggunakan pengetahuan dan pengalamannya dalam memecahkan masalah tanpa bergantung pada pendapat orang lain. Jadi peserta didik dilatih untuk berpikir dan memecahkan masalah dengan mengemukakan pendapatnya sendiri, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Perbaikan
Perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan berlokasi di SDN. Babakan Limbangan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 24 Agustus 2009 sampai tanggal 2 September 2009.

Mata pelajaran yang diperbaiki adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menemukan gagasan utama suatu teks.

Perbaikan dilaksanakan di kelas V dengan jumlah siswa 18 orang yang terdiri dari 8 laki-laki dan 10 perempuan. Karekter siswa yang menjadi subjek perbaikan ini adalah sebagai berikut :

1. siswa tinggal di daerah pedesaan;
2. tingkat ekonomi keluarga siswa rata-rata ekonomi menengah ke bawah;
3. sebagian besar suasana belajar di rumah kurang mendukung;
4. sebagian besar jarak dari rumah ke sekolah jauh;
5. sumber belajar kurang mencukupi;

Deskripsi Per Siklus
1. Rencana Perbaikan
Untuk lebih teraturnya pelaksanaan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menemukan gagasan utama suatu teks, maka disusun jadwal pelaksanaan, waktu tiap pertemuan perbaikan, dan materi perbaikan pada setiap siklus.








Jadwal Perbaikan Pembelajaran Bahasa Indonesia

No Hari Tanggal Waktu Siklus Materi
1 Senin
24 Agustus 2009 2 x 35 menit Siklus
I Pelaksanaan rencana perbaikan pembelajaran
2 Rabu
2 September 2009 2 x 35 menit Siklus
II Pelaksanaan rencana perbaikan pembelajaran

2. Pelaksanaan
Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran, penulis mencoba menerapkan apa yang telah direncanakan dalam RPP yang dilaksanakan persiklus dengan uraian sebagai berikut :
a. Refleksi yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan RP adalah :
1. Masalah yang akan diselesaikan :
Pemahaman tentang menemukan gagasan pokok suatu teks.
2. Cara mengatasinya :
a. Siswa diberi penjelasan yang lebih rinci tentang cara menemukan gagasan pokok suatu teks.
b. Siswa diberi tugas secara berkelompok untuk berdiskusi menemukan gagasan pokok suatu teks
3. Hasil perbaikan :
Dengan memperhatikan penjelasan yang lebih rinci dan diskusi kelompok, siswa mampu mengerjakan soal-soal evaluasi yang diberikan.






Tabel 2
Data Hasil Penilaian Siklus 1
No Nama Siswa KKM Siklus 1 Ketuntasan
Ya Tidak
1 Yanti Sumiati 75 70 V
2 Cucu Cahyati 75 70 V
3 Depi Pebrianto 75 70 V
4 Dedi Mulyadi 75 70 V
5 Elis Damayanti 75 80 V
6 Fitri Andaryati 75 80 V
7 Hasna Ana 75 80 V
8 Jimi Pratama 75 80 V
9 Lisna Listiani 75 80 V
10 Najihan Dolah 75 80 V
11 Ridwan 75 75 V
12 Rian Rustiana 75 70 V
13 Ruswandi 75 80 V
14 Siwa Jemi 75 80 V
15 Sahrul Rizki 75 75 V
16 Suri Qurota Aini 75 75 V
17 Wiwi Alawiyah 75 80 V
18 Sri Ratu Fitriani 75 70 V
Rata-rata 75,83

b. Refleksi yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari siklus 1 adalah :
1. Masalah yang akan diselesaikan :
- Meningkatkan pemahaman siswa, tentang menemukan gagasan utama suatu teks.
2. Cara mengatasinya :
a. Siswa diajak berdiskusi kesulitannya apa, menemukan gagasan utama suatu teks itu.
b. Guru menentukan kata kunci cara menemukan gagasan utama suatu teks.
3. Hasil perbaikan :
Dengan berdiskusi tentang menemukan gagasan utama suatu teks, siswa lebih banyak yang mampu mengerjakan soal evaluasi dengan benar.

Tabel 3
Data Hasil Penilaian Siklus 2

No Nama KKM Siklus 2 Ketuntasan
Ya Tidak
1 Yanti Sumiati 75 75 V
2 Cucu Cahyati 75 70 V
3 Depi Pebrianto 75 75 V
4 Dedi Mulyadi 75 80 V
5 Elis Damayanti 75 85 V
6 Fitri Andaryati 75 80 V
7 Hasna Ana 75 80 V
8 Jimi Pratama 75 80 V
9 Lisna Listiani 75 85 V
10 Najihan Dolah 75 80 V
11 Ridwan 75 80 V
12 Rian Rustiana 75 75 V
13 Ruswandi 75 80 V
14 Siwa Jemi 75 85 V
15 Sahrul Rizki 75 75 V
16 Suri Qurota Aini 75 80 V
17 Wiwi Alawiyah 75 85 V
18 Sri Ratu Fitriani 75 70 V
Rata-rata 80


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Persiklus
1. Siklus 1
Pada siklus ini diawali dengan melakukan refleksi dari kegiatan-kegiatan pembelajaran sebelumnya. Kemudian membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus 1. Pada pelaksanaannya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, pada RPP perbaikan mencantumkan tujuan perbaikan pembelajaran, agar nantinya kegiatan itu terfokus, sehingga kekurangan-kekurangan pada pembelajaran sebelumnya tidak ada lagi atau minimal berkurang.
Pada akhirnya kegiatan perbaikan ini menghasilkan beberapa hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan evaluasi akhir, yaitu :
a. pada umumnya anak lebih antusias dan termotivasi untuk belajar;
b. keaktifan siswa meningkat;
Evaluasi akhir, nilai rata-rata naik yang asalnya 69,72 menjadi 75,83 atau nilai ketuntasan sudah mencapai 83%.
Di sisi lain pada siklus 1 ini, masih terdapat kekurangan-kekurangan baik pada proses maupun pada evaluasi akhir, yaitu :
1) dalam proses pembelajaran terutama pada diskusi kelompok, siswa masih belum kompak dan suka ribut;
2) sebagian siswa masih salah menentukan gagasan utama suatu teks.

2. Siklus 2
Pada siklus ini, tidak jauh berbeda dengan siklus 1. Kegiatan perbaikan pembelajaran diawali dengan melakukan refleksi dari kegiatan pembelajaran siklus sebelumnya, masukkan dari teman sejawat, dan kemudian menyusun RPP perbaikan 2 (siklus 2) dengan materi pembelajaran yang sama.
Pada siklus 2 penekanannya bertitik tolak dari kekurangan-kekurangan pada siklus 1, yaitu :
a. dalam diskusi kelompok, pendekatan bimbingan lebih ditingkatkan;
b. siswa mengerjakan soal-soal latihan.
Diakhir pelajaran, hasil evaluasi akhir menunjukkan adanya kemajuan yaitu nilai rata-rata mencapai 80 dengan nilai ketuntasan 89%
Disamping kelebihan, masih ada juga ditemukan kekurangan-kekurangan yaitu ;
a. dalam diskusi kelompok tidak semua siswa aktif;
b. dalam menjawab soal evaluasi tidak semua siswa dapat menjawab soal dengan benar;
c. sebagian siswa masih belum berani mengemukakan pendapatnya atau bertanya.

B. Pembahasan dari Setiap Siklus
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran, ternyata kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran terjadi peningkatan terbukti pada setiap siklus, nilai evaluasi akhir selalu meningkat, yaitu pada siklus 1 rata-rata nilai evaluasi mencapai 75,83 dengan nilai ketuntasan 67%, dan pada siklus 2 nilai rata-rata mencapai 80, dengan nilai ketuntasn mencapai 89%, seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4
Rekapitulasi Nilai RP, Siklus 1 dan Siklus 2
Hasil Evaluasi RP Siklus 1 dan 2

No Nama KKM RP Siklus
1 Ketuntasan Siklus
2 Ketuntasan
Ya tidak Ya tidak
1 Yanti Sumiati 75 60 70 V 75 V
2 Cucu Cahyati 75 60 70 V 70 V
3 Depi Pebrianto 75 60 70 V 75 V
4 Dedi Mulyadi 75 60 70 V 80 V
5 Elis Damayanti 75 70 80 V 85 V
6 Fitri Andaryati 75 80 80 V 80 V
7 Hasna Ana 75 70 80 V 80 V
8 Jimi Pratama 75 70 80 V 80 V
9 Lisna Listiani 75 70 80 V 85 V
10 Najihan Dolah 75 75 80 V 80 V
11 Ridwan 75 75 75 V 80 V
12 Rian Rustiana 75 60 70 V 75 V
13 Ruswandi 75 80 80 V 80 V
14 Siwa Jemi 75 80 80 V 85 V
15 Sahrul Rizki 75 70 75 V 75 V
16 Suri Qurota Aini 75 80 75 V 80 V
17 Wiwi Alawiyah 75 75 80 V 85 V
18 Sri Ratu Fitriani 75 60 70 V 70 V
Rata-rata 75 69,72 75,83 67% 80 89%
Prosentase Ketuntasan 39%

Hal tersebut di atas, membuktikan bahwa perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan menunjukkan ada kemajuan, sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran yang aktif, efektif, produktif dan menyenangkan sehingga akhirnya mendapatkan nilai evaluasi akhir yang lebih baik.
Berdasarkan hal itu guru dituntut untuk mengembangkan pembelajaran yang menuntut keterlibatan siswa secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor.
Oleh karena itu dalam melaksanakan pembelajaran selanjutnya guru, harus melakukan PTK, guna memperbaiki kekurangan-kekurangan, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan metode diskusi, maka :
a. motivasi belajar siswa meningkat;
b. siswa menjadi aktif, kreatif, dan senang belajar;
c. kesulitan siswa memahami materi pembelajaran Bahasa Indonesia, tentang menemukan gagasan utama suatu teks dapat teratasi.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih baik, dengan menggunakan metode diskusi.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis menyarankan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam upaya meningkatkan pemahaman materi pembelajaran Bahasa Indonesia, diantaranya :
1. Jujur dalam melihat dirinya sendiri dalam melakukan refleksi;
2. Memilih metoda yang tepat sesuai dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan;
3. Selalu melakukan refleksi dan konsultasi dengan rekan pengajar lain tentang kekurangan, dan kekuatan dalam proses pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA


Hermawan Herry Asep, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Undang Gunawan, dkk. 1997. Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar SD. Bandung : CV. Siger Tengah.

Wardani. I. G. A. K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

PROPOSAL PTK

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


I. JUDUL
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH BAGI SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI BABAKAN LIMBANGAN


II. BIDANG KAJIAN
Pembelajaran Matematika dan Pemberian Pekerjaan Rumah.

III. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problemmatika ( permasalahan ) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali.
Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar ( SD ) dan Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) sampai saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat dengan hangat akan standarisasi Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) dengan nilai masing – masing mata pelajaran 5,00 dikeluhkan oleh semua para pendidik bahkan oleh orang – orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus. Hal lucu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas berupa kepada siswa. Dengan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

IV. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
Apakah melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Babakan Limbangan ?

2. Pemecahan Masalah
Siswa yang mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus tentunya akan menghasilkan atau menguasai yang berbeda pula dalam sebuah kelas atau kelompok bahkan perlakuan individual sekaligus dengan diberikanya perlakuan dan perhatian yang lebih baik dalam belajar di sekolah maupun di rumah, tentunya akan lebih baik pula penguasaan kertramilan atau konsep terhadap mata pelajaran – mata pelajaran yang dipelajarinya. Dengan pemberian PR secara rutin dan terorganisir dengan baik paling tidak akan mampu mengkondisikan dalam bentuk motifasi ekstinsik bagi siswa itu sendiri.

Moh. Uzer ( 1996:29) menjelaskan “Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, atau paksaan orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar, misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh orang tua untuk mendapatkan peringkat pertama.”

Demikian halnya dengan guru memberikan PR dengan harapan baik itu dirasa memaksa bagi siswa atau itu karena disuruh sebagai tugas dengan perasaan terpaksa, yang jelas mengkondisikan siswa harus belajar. Dengan pola demikian tentunya anak yang lebih banyak belajar dirumah akan lebih baik misalnya dalam mata pelajaran yang dikerjakan..

3. Hipotensis
Hipotensisi yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :
“ Melalui tehnik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas VI SDN Babakan Limbangan”

V. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum
Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan belajar di rumah.

2. Tujuan Khusus
Adapaun tujuan khusus dari penelitian ini :
“Untuk mengetahui apakah melalui pemberian pekerjaan rumah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika bagi siswa kelas VI SDN Babakan Limbangan”

VI. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. SDN Babakan Limbangan
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SDN Babakan Limbangan dapat lebih meningkatkan pemberdayaan pemberian pekerjaan rumah agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.

b. Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.

c. Siswa
Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan pekerjaan rumah dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya.
VII. KAJIAN PUSTAKA

1. Landasan Teori
1. Matematika
Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah – kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia).
Dalam Garis Besar Program Pembelajaran ( GBPP )terdapat istilah Matematika Sekolah yang dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Direkdikdas : 1994 )

2. Belajar
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 )
Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Matematika.

3. Prestasi Belajar.
Prestasi belajar berasal dari kata “ prestasi “ dan “belajar’ prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995 : 787 ). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau lmu (Depdikbud, 1995 : 14 ). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya

4. Teknik
Dalam umum bahasa Indonesia teknik diartikakan cara (kepandaian, dsb) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian (purwadarminta,: 1035). Sedangkan teknik yang dimaksud disini adalah cara tertentu yang dilakukan oleh guru yang akan dikenakan kepada siswanya dalam rangka mendapatkan informasi atau laporan yang diinginkan.

5. Pekerjaan rumah
Pekerjaan rumah atau yang lazim disebut PR dalam bahasa Inggris “Homework “ yang artinya mengerjakan pekerjaan rumah. Dalam penilitian ini yang dimaksudkan dengan PR adalah sebuah tugas atau pekerjaan tertentu baik tertulis atau lisan yang harus dikerjakan diluar jam sekolah (terutama dirumah) berkaitan dengan pelajaran yang telah disampaikan guru untuk meningkatkan penguasaan konsep atau ketrampilan dan sekaligus memberikan pengembangan.


VIII. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

1. Rencana Penelitian
a. Subjek penelitian
Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Babakan Limbangan kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi jumlah siswa 38 orang.
Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitiann tersebut dimana siswa kelas VI telah mampu dan memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas seperti PR, karena siswa kelas VI telah mampu membaca dan menulis serta berhitung yang cukup. Selain itu penulis pengajar di kelas VI.


b. Tempat Penelitian
Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri Babakan Limbangan kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

c. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan November s.d Januari 2011. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I Tahun pelajaran 2010 - 2011.

d. Lama Tidakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Januari, mulai dari siklus I, Siklus II dan Siklus III.


2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :

a. Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran, latian soal, pembahasan latian soal, tugas pekerjaan rumah ( kegiatan penelitian utama ) pembahasan PR, ulangan harian.

b. Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakup
o Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.
o Siklus II ( sama dengan I )
o Siklus III ( sama dengan I dan II )

3. Refleksi,
Dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.

IX. JADWAL PENELITIAN

No KEGIATAN BULAN / MINGGU KE……..
November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan √
2 Proses pembelajaran √
3 Evaluasi √
4 Pengumpulan Data √ √
5 Analisis Data √ √
6 Penyusunan Hasil √
7 Pelaporan Hasil √



X. BIAYA PENELITIAN
Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut adalah :

1. Fotocopy Naskah : Rp 50.000,-
2. Kerta folio 1 pack : Rp 35.000,-
3. jilid buku : Rp 15.000,-
4. Rental Komputer : Rp 75.000,-
5. lain – lain : Rp 25.000,-
JUMLAH : Rp 200.000,-


XI. PERSONALIA PENELITI
Penelitian ini melibatkan Tim peneliti, identitas dari Tim tersebut adalah :
1. Nama : IDA NURJANAH
NIP : 196708081992122002
Pekerjaan : Guru SDN. Babakan Limbangan
Tugas dalam penelitian : Pengumpulan dan Analisis Data




XII. DAFTAR PUSTAKA

 Miarso dalam Hermawan Herry Asep. 1980. Pemilihan Media dan Sumber
Belajar. Jakarta : Universitas Terbuka.

 Nea dalam Hermawan Herry Asep. 1963. Pemilihan Media dan Sumbe
Belajar. Jakarta : Universitas Terbuka.

 Syamsudin Abu dalam Winata Putra S Udin. 1997. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

 Wardani. I. G. A. K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka.

 Schramm Wilbur Hermawan Herry Asep. 1971. Pemilihan Media dan
Sumber Belajar. Jakarta : Universitas Terbuka.

KAJIAN KRITIS

KAJIAN KRITIS
PENGARUS BUKU LKS TERBITAN SWASTA
TERHADAP CARA BERPIKIR ANAK USIA SD

Oleh : Lilih Solihat, S.Pd Guru SDN 02 Selaawi
Kec. Sukaraja Kab. Sukabumi

Dalam Teori Piaget termasuk tahap operasional kongkrit (concrete operational
stage artinya mulai usia 7 tahun anak mampu berpikir logis seperti cara berpikir orang dewasa. Kemampuan penerapan logika dalam beberapa pengetahuan, seperti matematika, sains, atau membaca berkembang dalam waktu yang sama. Tetapi, Piaget mengingatkan bahwa kemampuan tersebut dibatasi oleh pengalaman mereka yang masih minim.
Oleh karenanya anak usia SD sangat memerlukan bantuan guru untuk memahami konsep-konsep yang dimiliki anak menjadi utuh.Dalam kasus PR yang diberikan kepada anak melalui Buku LKS, penulis memandang bahwa penggunaan LKS sebagai media pembelajaran pada usia SD sangat berbahaya bagi perkembangan berpikir anak. Mengapa?
LKS hanya melatih siswa menjawab soal; ia tidak akan efektif tanpa adanya pemahaman konsep materi secara benar. Pemaparan konsep kita dapatkan dari buku teks.
Untuk itu sudah sangat tepat Bahasa Indonesiaa pemerintah mengatur standar
mutu buku teks lewat Pusat Perbukuan Depdiknas. Hal ini berarti buku yang telah lolos dari lembaga tersebut sudah layak digunakan di sekolah. Apalagi dengan adanya
programbuku elektonik dari pemerintah, saat ini sangatlah mudah untuk mendapatkan buku teks bermutu. Tugas guru adalah membantu siswa memahami konsep dalam buku‐buku tersebut secara menyeluruh sebagaimana Teori Piaget di atas. Untuk mengecek pemahaman dan kemampuan siswa guru dapat memberi latihan atau PR berdasarkan apa yang telah dipelajari. Pemakaian LKS buatan pihak lain Bahasa Indonesiasa menimbulkan ketidak sesuaian (mis‐match) antara yang diterangkan dan yang dilatihkan.
Hal ini sangat mungkin, karena ibarat makanan, bahan makanan yang sama Bahasa Indonesiasa jadi lain hasilnya Bahasa Indonesiaa dimasak oleh koki yang berbeda.
Maka paling ideal, LKS yang baikadalah buatan guru itu sendiri karena dialah yang semestinya tahu persis akankebutuhan siswanya.
Hal yang paling penulis khawatirkan adalah penggunaan LKS sebagai pengganti buku ajar. Dengan beberapa pertimbangan pragmatis berupa: praktis, tak repot, harga
yang murah, bahkan adanya diskon yang cukup menggiurkan ,dll. ada beberapa guru yang lebih mengutamakan penggunaan LKS dalam pembelajaran di kelas ketimbang pemakaian buku teks. Nampaknya belum ada penelitian tentang dominasi LKS menggeser keberadaan buku teks atau buku ajar.
Namun sangat masuk akal untuk mempertanyakan apa yang sesungguhnya
terjadi di dalam kelas atas penggunaan LKS dan buku ajar karena sudah menjadi
semacam ‘rita’ bahwa setiap pergantian semester ada pembagian (baca: penjualan) buku LKS oleh pihak guru dan sekolah.
Memang dari pengamatan penulis terhadap beberapa LKS terbitan swasta pada umumnya sudah mencakup rangkuman materi, Contoh-Contoh penerapan konsep, dan latihan. Akan tetapi karena LKS memang dirancang sebagai latihan, maka penggunaan LKS sebahai bahan pembelajaran di kelas sama sekali tidak benar.


KAJIAN KRITIS
PENGARUH LKS BUATAN PENERBIT
TERHADAP PEMAHAMAN SISWA

Dra Endang Mulyani Guru SDN Kekenceng
Kec. Sukara Kab. Sukabumi

Barangkali memang LKS tersebut dibuat dalam hal sebagai latihan bagi siswaJika ternyata soal dalam LKS terlalu banyak atau kurang sesuai dengan keinginan guru, maka peran gurulah yang harus memilih LKS atau bagian LKS yang sesuai
Selain itu, di samping menyampaikan teori perkembangan Piaget, penulis artikel seyogyanya juga menyampaikan bahwa siswa SD berdasarkan perkembangan intelektualnya masih dalam tarap operasional konkrit sehingga pemahaman terhadap konsep (yang notabene abstrak) ditempuh melalui latihan prosedural (yang konkrit).
Oleh karena itu, perlunya latihan soal merupakan salah satu cara siswa mendapatkan pemahaman konsep yang benar dan komprehensif. Dari keseluruhan buku LKS yang beredar menyediakan ruang bagi siswa untuk menulis. Buku LKS yang mungkin banyak beredar dan dipergunakan oleh guru leBahasa Indonesiah merupakan “Buku Kumpulan Soal“. Untuk itu saya menyarankan adanya uji validitas dan reliaBahasa Indonesialitas terhadap soal‐soal LKS. Tetapi, jelas tidaklah tepat Bahasa Indonesiala kemudian buku semacam ini lantas disebut atau mewakili LKS, walaupun menggunakan judul LKS pada bagian kovernya. Jadi, sebaiknya guru-guru yang mau menggunakan LKS memilah‐milah terleBahasa Indonesiah dahulu mana yang merupakan LKS dan mana yang bukan LKS tetapi bertopeng LKS.
Saya memberi nilai positif bagi guru untuk merefeksi diri, apakah proses
pembelajarannya sudah maksimal atau belum. Terhadap LKS buatan penerBahasa Indonesiat, guru sudah selayaknya selektif dalam memanfaatkannya. Tidak semua LKS buatan penerBahasa Indonesiat merupakan LKS yang layak. Saya menyarankan “Buatlah LKS sendiri yang leBahasa Indonesiah baik dan sesuai dengan kebutuhan anak didiknya. Tentu untuk jumlah soal guru yang paling mampu memperkirakan ketuntasan belajar dari masing-masing bab.
Tidak harus banyak yang penting tuntas pemahaman materinya.”


KAJIAN KRITIS
KREATIVITAS PENULIS
BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Oleh : Kosasih, S.Pd Guru SDN 02 Cibeureum Wetan
Kecamatan Sukaraja Kab. Sukabumi

Sekali lagi, sekali lagi, setelah berkali-kali, kita kembali membaca artikel yang menyoroti dengan tajam- kalau tidak Bahasa Indonesiasa dikatakan sadis- tentang kegagalan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam jenjang pendidikan formal dari TK sampai Perguruan Tinggi. Pembelajaran Bahasa Indonesia dianggap tidak berdaya menciptakan generasi yang kreatif dan inovatif dalam berkomunikasi secara lisan maupun tertulis dalam wilayah global yang makin dinamis. Begitu banyak ungkapan kekecewaan terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia.
Menurut Alfianto, pembelajaran Bahasa Indonesia tidak berhasil menjadikan manusia Indonesia menjadi pengguna Bahasa Indonesia yang mahir. Padahal, jika kita mau melihat dengan jeli , kita Bahasa Indonesiasa melihat begitu banyak kompetensi berbahasa yang dimiliki kalangan generasi muda. Berbagai karya kreatif Bahasa Indonesiasa kita baca di berbagai surat kabar maupun majalah-majalah. Bahkan , jika kita sering berjalan-jalan ke took-toko buku, banyak karya seperti novel, kumpulan cerpen, dan kumpulan puisi karya penulis muda yang telah diterBahasa Indonesiatkan dan berhasil merebut simpati pemirsa.
Hal yang luar Bahasa Indonesiaasa, tulisan kreatif kini juga sudah lahir dari tangan dingin penulis pemula yang masih sangat belia. Tengoklah nama seperti, Izzati, Faiz Abdurrahman, dan Nilam ZuBahasa Indonesiar yang karya-karyanya telah memecahkan rekor MURI . mereka juga telah mampu memompa semangat menulis rekan-rekan sebayanya.
Memang contoh tersebut barangkali bukan merupakan produk langsung dari keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia . Namun, paling tidak ini Bahasa Indonesiasa memberikan harapan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia juga Bahasa Indonesiasa mengubah kepompong menjadi kupu-kupu dengan warna-warni yang indah.
Satu hal lagi yang dikatakan penulis bahwa buku-buku bacaan sastra sangat kurang sehingga minat baca sastra sering mandul karena tidak terakomodasi. Kondisi itu mungkin benar kita alami beberapa wakti yang lalu. Namun, kondisi itu kini sudah bergeser atau Bahasa Indonesiasa dikatakan berubah sehingga memberikan harapan kepada kita bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia yang kita lakukan mampu mengubah kepompong menjadi kupu-kupu.
Buku-buku sastra sekarang sudah membanjiri toko-toko buku dan perpustakaan. Berbagai lomba penulisan buku bacaan sastra sering diadakan seperti lomba penulisan yang digelar setiap tahun oleh Pusat Perbukuan dan majalah sastra Horison.
Memang jika kita membandingkan antara demam menonton televisi dengan minat membaca dan menulis sastra pasti tidak akan sebanding. Hal itu karena begitu derasnya arus godaan televisi yang mampu menggaet minat dan selera publik yang cenderung instan dan mudah.
Oleh karena itulah, inilah tantangan dan harapan bagi kita para guru Bahasa Indonesia di sekolah. Sesungguhnya kita tidak perlu terus-menerus pesimis terhadap belum berhasilnya pembelajaran Bahasa Indonesia . Kita yakin mencari kamBahasa Indonesiang hitam kegagalan pembelajaran Bahasa Indonesia hanya akan membuat kita kehilangan optimisme.
Maka mari kita awali melangkah dengan yakin bahwa para guru Bahasa Indonesia mampu menjadikan pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran favorit. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang ditunggu oleh siswa-siswa kita. Pembelajaran Bahasa Indonesia mampu menarik minat siswa-siswa kita sehingga mereka leBahasa Indonesiah berminat untuk mengembangkan kemampuan dalam Bahasa Indonesiadang yang produktif,misalnya menghasilkan karya atau pun tulisan yang berbobot.
Marilah para guru, tunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia mampu mengantarkan siswa untuk bermetamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu yang indah yang siap menghiasi dan menjelajahi belantara bahasa. Semoga!

CASE STUDY

CASE STUDY

Oleh : Ida Nurjanah
Guru SDN. Babakan Limbangan Kec. Sukaraja Kab. Sukabumi

Saya adalah seorang guru sekolah dasar. Sekolah tempat saya mengajar terletak disebuah kampung yang bernama Kp. Bayubud. Kesan orang terhadap sekolah saya sering saya dengar yaitunya sekolah ditengah sawah. Tapi entah kenapa saya tak pernah ada rasa gengsi atau malu,,, Tapi jika orang datang ke lokasi SDN Babakan Limbangan maka mata orang akan terbuka bahwa sekolah saya itu terletak di daerah yang berhawa sejuk, nyaman,
bersih, indah, dan gagah yaaa sangat ideal untuk tempat menimba ilmu . Jauh dari kebisingan kendaraan dan pengaruh –pengaruh yang negatif, itulah wujud sekolah ku.

Pada hari Kamis saya dengan sangat gembira dan riang melangkahkan kaki ke sekolah , karena dalam benak saya sudah tertanam bahwa dengan niat yang tulus mudah mudahan apa yang kita kerjakan berhasil dengan baik dan memuaskan. Saya sudah menyiapkan sebuah scenario pembelajaran matematika untuk siswa kelas VI tempat saya mengajar.

Setiba di kelas setelah jam masuk berbunyi , sayapun mulai membelajarkan siswa dalam mata pelajaran matematika tentang volume bangun ruang. Dengan semangat yang tinggi dan suara yang meyakinkan aku serius menjelaskan materi kepada siswa.Setelah selesai menerangkan materi , saya pun bertanya …. Apakah kalian sudah dapat memahami yang Ibu jelaskan tadi?. Serentak siswa menjawab belum mengerti benar buk…. Nah kalau begitu mari ibuk ulangi lagi dengan contoh soal yang lain. Maka saya menjelaskan kembali materi tentang volume bangun ruang tersebut.Setelah itu saya Tanya lagi apakah anak –anak Ibu sudah mengerti?? Sudah Bu..jawab mereka serempak . Sayapun lega mendengarnya.

Setelah itu saya memberikan latihan 5 buah soal tentang materi yang sedang dipelajari tersebut.Selang beberapa menit yaitunya 40 menit . Semua siswa selesai mengerjakan latihan dan sayapun memeriksa pekerjaan siswa . Alangkah terkejut bercampur dengan kesalnya saya menyaksikan hasil pekerjaan mereka. Tak satupun yang menjawab betul diatas 3 buah soal dari 5 buah soal. Saya termenung… Kenapa yaa… Apa yang salah…saya yang terlalu cepat menjelaskan atau siswa yang terlalu lambat memahami materi .Apakah perlu alat peraga dalam menjelaskan materi itu? Akhirnya saya memanggil dan bertanya kepada beberapa siswa tentang materi yang baru dipelajarai dan cara saya menerangkan materi.. Maka siswa saya menjawab…ibuk cepat ngomongnya buk… beri contoh banyak – banyak Bu.

Dari hasil refleksi dan koreksi tentang diri saya dan jawaban siswa , maka sayapun sadar bahwa saya berhadapan dengan siswa kelas VI bukan orang dewasa. Ya butuh kejelasan , ketenangan ,kesabaran ,contoh bahkan alat peraga dalam memberikan materi pelajaran. Nah dari kekurangan –kekurangan tersebut saya mulai menata diri untuk membuat siswa saya benar-benar memahami setiap apa yang dipelajari, dengan cara menggunakan alat peraga, bicara yang lambat tapi tegas dan jelas,memberikan contoh yang cukup, serta membimbing siswa yang benar-benar belum paham.



CASE STUDY
Oleh : Yuyu Yuhaeni
SDN. 02 Selaawi Kec. Sukaraja Kab. Sukabumi
Mengajar pelajaran IPA paling mengasikkan bagi saya, karena materi pelajaran IPA adalah termasuk eksak (pasti) dan pelajaran IPA juga yang paling disukai oleh siswa, namun tidak semua materi IPA dapat diserap siswa dengan baik sehingga sebagai guru saya harus menyiapkan metode, media yang tepat agar materi dapat terserap dengan baik dan tentunya tujuan pembelajaran juga tercapai. Salah satunya pengalaman saya berikut.
Rabu pagi itu saya dengan bersemangat memasuki kelas V SDN SDN. Selaawi Kec. Sukaraja Kab. Sukabumi, kebetulan kali ini saya akan memberikan pelajaran IPA tentang struktur bumi. Seperti biasa saya memulai pelajaran dengan memberikan beberapa pertanyaan apersepsi. Beberapa pertanyaan saya pun telah dijawab siswa dengan benar. Sehingga saya yakin semua siswa saya sudah siap untuk memulai belajar.
Kegiatan inti saya mulai dengan menunjukkan gambar struktur bumi dengan ukuran 80 x 60 cm yang saya siapkan tadi malam. Media gambar saya yakini dapat membantu siswa saya untuk memahami materi ini karena di sekolah saya tidak tersedia media lain ataupun kit IPA. Beberapa siswa langsung berebut untuk melihat gambar yang saya pampang di depan kelas. Saya pun mulai menjelaskan dengan menunjukkan bagian-bagian lapisan bumi. Ketika penjelasan saya belum selesai saya melihat beberapa siswa berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Hal tersebut mulai membuat saya ragu apakah siswa saya tadi memperhatikan penjelasan saya atau…..
Untuk membuktikannya saya pun langsung memberikan perntanyaan setelah penjelasan selesai. “ Ayo coba sebutkan urut-urutan struktur bumi dari yang paling atas?”. Seketika kelas menjadi ramai kerena siswa saya berebut untuk melihat gambar struktur bumi di depan kelas. Kemudian mereka beramai-ramai menyebutkan struktur bumi tersebut dengan membaca tulisan pada gambar. Saya semakin penasaran apakah siswa saya tadi benar-benar dapat menyebutkan atau membaca. Saya buka gambar yang menempel di papan tulis. Kemudian saya kembali menyampaikan pertanyaan yang sama. Kali ini semua siswa saya terdiam, ternyata benar siswa saya hanya membaca tidak mampu menyebutkan. Dengan gundah saya coba tunjuk beberapa siswa yang saya anggap pandai.
“ Siti, coba kamu sebutkan struktur bumi tadi!”.
“ Kerak bumi, Mantel bumi, dan….dan…….” Jawab Siti dengan ragu.
Saya pun semakin gundah, ternyata pembelajaran kali ini tidak sesuai harapan. Bel istirahat pun berbunyi tak terasa jam pelajaran sudah usai saya pun memberikan tugas PR kepada siswa saya. Dengan hati yang kurang pas saya pun meninggalkan kelas menuju ruang guru.
Di ruang guru saya kembali merenung bagaimana caranya agar materi ini dengan mudah diserap oleh siswa saya. Tok-tok-tok… beberapa siswa kelas V mengetuk pintu untuk minta ijin ke toilet.
Beberapa menit kemudian bel berbunyi saya pun melanjutkan pelajaran berikutnya di kelas. Ketika akan memulai pelajaran beberapa siswa saya yang pamit ke sungai tadi belum hadir di kelas. Saya pun bertanya kepada siswa saya
“ Kemana Ihsan, Maulana dan Aldi?”
“ Ke toilet Bu,
Saya pun mengecek ke toilet. Ternyata 3 orang murid saya dan beberapa siswa kelas VI ternyata, didepan toilet kebetulan tanahnya besek mereka sedang asyik bermain Lumpur. Ada yang membuat bola-bola Lumpur. Saya pun langsung memanggil semuanya dan langsung menyuruh mereka cuci tangan dan masuk kembali ke sekolah.
Di rumah saya kembali teringat pembelajaran tentang struktur bumi tadi dan tindakan 3 orang siswa yang sibuk bermain Lumpur di depan toilet. Muncullah ide untuk membawa pelajaran IPA esok ke tempat tanah yang becek kebetulan sekolah kami berada di pinggir sawah. Belajar sambil bermain tentu sangat mengasikkan. Media pembelajaran yang akan digunakan tidak perlu saya siapkan karena sudah tersedia yaitu Lumpur atau tanah liat. Saya mempunyai ide untuk memberikan tugas membuat tiruan struktur bumi dengan bahan dari Lumpur atau tanah liat.
Keesokan harinya, saya mulai pembelajaran IPA dengan bersemangat, langsung saja saya mengajak siswa untuk ke luar kelas menuju pinggir sawah. Di tepi sawah yang baru saja dipanen tersebut saya membentuk beberapa kelompok kecil terdiri dari 3 siswa masing-masing kelompok. Saya memberikan penjelasan cara kerja kelompok tadi yakni siswa membuat tiruan struktur bumi dari tanah liat dengan memberi batas berupa plastic yang sudah ditulis nama-nama bagian lapisan bumi. Wah saya sangat kaget dengan antusias siswa saya. Semua senang dan langsung membuat tiruan struktur bumi dari tanah liat. Beberapa kelompok mengajak saya untuk mengecek pekerjaan mereka. Semua siswa sibuk mengerjakan tugas. Tak sampai 10 menit semua pekerjaan kelompok selesai. Dengan tangan yang berlumur Lumpur beberapa kelompok saya suruh menjelaskan struktur bumi yang mereka buat. Hasilnya sangat diluar dugaan ternyata semua kelompok mampu menyebutkan lapisan-lapisan bumi dengan baik dan urut.
Setelah itu saya menyuruh siswa untuk mencuci tangan kemudian kembali ke kelas. Saya kemudian membagikan kertas kosong kepada semua siswa dan menyuruh mereka untuk menggambar struktur bumi. 10 menit berlalu terlihat siswa sudah mulai ramai. Saya kemudian menyuruh siswa yang sudah selesai untuk mengumpulkan tugasnya. Hasilnya benar-benar membuat saya tersenyum puas. Hampir 90% siswa mampu menggambar, menyebutkan, mengurutkan lapisan-lapisan bumi dengan baik dan benar. Bel berbunyi ketika saya masih duduk termenung di depan kelas tentunya dengan senyum kepuasan.

JURNAL BELAJAR

JURNAL BELAJAR
HARI KE-1 (In Servis)


Nama : Lilih Solihat, S.Pd Tanggal : 27 September 2011

KEGIATAN/AKTIVITAS
Seluruh Anggota KKG Bermutu Gugus Bina 2 Sukaraja berkumpul di SDN. 01 Selaawi Sukaraja Sukabumi untuk mengikuti kegiatan awal KKG Bermutu yaitu In-Service yang dilaksanakan selama tiga hari, pada hari ini Senin, 22 Sep[tember 2011, sebagai peserta untuk melaksanakan kegiatan in servis BERMUTU hari pertama. Pembelajaran hari itu mengenai Kebijakan umum program BERMUTU. Program BERMUTU atau Better education trough reformed management and universal teacher upgrading merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru. Program BERMUTU ini mulai diluncurkan tahun 2008 dan akan berakhir tahun 2013 yang dilaksanakan di 75 kabupaten /kota di 16 propinsi. Saya menyimak apa yang dijelaskan oleh narasumber dengan baik. Beberapa pertanyaan saya ajukan kepada narasumber berkaitan dengan kebijakan program BERMUTU, di antaranya tentang latar belakang munculnya program BERMUTU dan latar belakang pemberi bantuan untuk program ini.Peserta lainpun aktif bertanya tentang masalah-masalah lain yang berkaitan dengan materi hari itu.
REFLEKSI DAN ANALISIS
Proses pembelajaran berpengaruh positif terhadap saya dan seluruh peserta. Narasumber (Drs. Solihin, M.Pd dari Dinas Pendidikan Kabupaten Suklabumi) menjelaskan segalanya dengan gamblang tentang kebijakan umum BERMUTU. Semua pertanyaan dan permasalahan yang kami ajukan beliau jawab dengan jelas sehingga peserta dapat memahami semua materi yang disajikan. saya merasa senang karena pada hari ini mendapat pencerahan mengenai kebijakan program BERMUTU. Sedikit demi sedikit apa yang menjadi pertanyaan dibenak saya tentang BERMUTU mulai mendapat jawaban.
LANDASAN PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN
Pengetahuan-pengetahuan dasar tentang BERMUTU yang saya pelajari dari CD mengenai BBM, membantu saya untuk memahami materi selanjutnya dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya serta alur belajar melalui program ini.

ISU-ISU UNTUK PENGEMBANGAN DAN BELAJAR MASA DEPAN
Untuk mengimplementasikan apa yang saya peroleh dari program BERMUTU ini melalui model belajar case study, lesson study dan PTK , saya harus menerapkannya dalam kegiatan nyata di kelas.Selain dari itu saya perlu membaca buku-buku sumber lain yang relevan agar apa yang saya dapatkan dan pelajari menjadi lebih jelas.
PESAN UTAMA
Dari kegiatan belajar hari ini saya memperoleh pengetahuan baru tentang BERMUTU, terutama mengenai kebijakan serta latar belakang , sasaran, tujuan, model belajar serta pendanaan program ini.



JURNAL BELAJAR
HARI KE-2 (In Servis)

Nama : Lilih Solihat, S.Pd Tanggal : 28 September 2011

KEGIATAN/AKTIVITAS
Hari kedua kegiatan in servis tepatnya tanggal 28 September 2011, saya kembali mengikuti kegiatan in servis BERMUTU. Pembelajaran hari ini mengenai KTSP. Saya mendapat penjelasan mengenai apa itu KTSP, bagaimana cara mengembangkan KTSP serta komponen-komponen yang harus ada pada KTSP seperti dokumen 1 dan dokumen 2. akhirnya saya berdiskusi mengembangkan sebuah Kompetensi dasar dari silabus menjadi sebuah RPP. Semua peserta aktif merancang RPP sesuai dengan KD yang telah ditetapkan. Penyusunan RPP tersebut dilakukan secara berkelompok. Pada kegiatan penyusunan RPP ini, saya banyak mendapat masukan dan memberi masukan kepada anggota kelompok yang lain.

REFLEKSI DAN ANALISIS
Proses pembelajaranhari itu sangat penting sekali bagi saya sebagai seorang guru,dengan demikian banyak memberikan pengaruh positif terhadap saya dan seluruh peserta. Narasumber (Euis Ina Karmina,S.Pd. guru pemandu dari SMPN 2 Sumedang) menjelaskan segalanya dengan gamblang tentang KTSP. Semua pertanyaan dan permasalahan yang kami ajukan beliau jawab dengan jelas sehingga peserta dapat memahami semua materi yang disajikan. saya merasa senang karena pada hari ini mendapat pencerahan mengenai KTSP walaupun materi itu sudah tidak asing lagi bagi guru-guru akan tetapi pada hari itu banyak hal baru yang kami peroleh.Kami banyak mendapat masukan tentang mengembangkan silabus menjadi RPP, merancang kegiatan pembelajaran yang tidak membosankan, serta menentukan dan membuat media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Saya senang sekali karena bisa memperoleh semua itu.
LANDASAN PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN
Pengetahuan-pengetahuan dasar tentang KTSP yang disajikan narasumber melalui power point, membantu saya untuk memahami materi tersebut secara gamblang. Selain itu narasumber juga memberikan materi yang telah dipotocopy sebelumnya berupa tulisan tentang KTSP

ISU-ISU UNTUK PENGEMBANGAN DAN BELAJAR MASA DEPAN
Untuk mengimplementasikan apa yang saya peroleh dari pembelajaran tentang KTSP saya harus menerapkannya dalam kehidupan nyata saya di sekolah/di kelas.Selain itu buku-buku sumber lain yang berkaitan dengan KTSP pun harus saya baca, agar pemahaman saya tentang materi hari ini menjadi bertambah luas.

PESAN UTAMA
Dari kegiatan belajar hari ini saya memperoleh pengetahuan baru tentang KTSP diantaranya tentang isi dokumen 1 dan dokumen 2 sebagai komponen KTSP. Yang lebih menyenangkan, saya bisa berdiskusi dengan peserta lain dalam menentukan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta didukung media pembelajaran yang sesuai.



JURNAL BELAJAR
HARI KE-3 (In Servis)

Nama : Lilih Solihat, S.Pd Tanggal : 29 September 2011

KEGIATAN/AKTIVITAS
Kegiatan In-Servise hari terakhir tepatnya hari Rabu, 29 September 2011. Saya kembali mengikuti kegiatan tersebut bersama para peserta yang lain . Pembelajaran hari ini membahas mengenai Pengenalan TIK dan Materi On Line Narasumber memaparkan banyak hal sebagai berikut:
-Apa itu TIK
-Bagaimana teknik belajar dengan menggunakan TIK
-Bagaimana alur belajar TIK
-Bagaimana mengerjakan tugas-tugas terstruktur dan tugas mandiri
-Membuat case study
Saya sangat antusias mengikuti pembelajaran hari ini. Saya banyak bertanya mengenai tagihan-tagihan untuk setiap pertemuan serta teknik menyusun case study yang baik

REFLEKSI DAN ANALISIS
Proses pembelajaran hari itu sangat penting sekali bagi saya sebagai salah seorang peserta BERMUTU. Sudah pasti kegiatan hari ini memberikan pengaruh positif terhadap saya dan seluruh peserta. Narasumber Bapak Obing Hobir, S.Pd (DCT Kabupaten Sukabumi) menyampaikan materi hari ini sangat menarik dan tidak membosankan. Penjelasan-penjelasannya mudah dipahami apalagi dibantu dengan media power point yang membuat materi yang disampaikan semakin jelas. Kekecewaan saya karena menunggu kedatangan beliau selama berjam-jam akhirnya terobati dengan cara beliau menyampaikan materi serta pentingnya materi yang disampaikan.Akhirnya kami maklum dan memaafkan beliau yang datang terlambat karena beliau harus menyampaikan materi yang sama di tempat lain yaitu di Paseh. Walaupun harus pulang mulur dari jadwal yang telah ditentukan tapi saya merasa senang. Pengorbanan waktu hari itu betul-betul terbalaskan dengan ilmu yang kami peroleh.

LANDASAN PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN
Hari ini, narasumber memandu kami untuk bisa membuka CD yang telah kami peroleh 2 hari sebelumnya. Materi BBM yang beliau jelaskan terutama tentang model dan alur belajar BERMUTU membantu saya untuk memahami materi selanjutnya.

ISU-ISU UNTUK PENGEMBANGAN DAN BELAJAR MASA DEPAN
Untuk menambah pengetahuan saya terutama tentang lesson study, case study, dan PTK, saya harus lebih banyak membaca atau membuka BBM yang terdapat dalam CD. Buku-buku penunjang lain yang berkaitan dengan materi hari ini pun harus saya baca, agar saya bisa lebih memahami materi yang saya peroleh hari ini.

PESAN UTAMA
Dari kegiatan belajar hari ini saya memperoleh pengetahuan baru tentang TIK. Selain itu saya jadi lebih paham tentang case study, learning journal, PTK dan lesson study.